I. Ciri-ciri Karya Sastra Lama dan Modern
No
|
Aspek
|
Karya Sastra Lama
|
Karya Sastra Modern
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Bahasa
Bentuk
Latar belakang penciptaan
Perkembangan
Tema
|
Arab, daerah, Melayu, tradisional
Dongeng, hikayat, legenda, mite, puisi terikat (pantun, syair)
Pengaruh kesusastraan Hindu, Islam, budaya tradisional, anonim (milik masyarakat)
Statis, disampaikan secara lisan
Kaku, istanasentris, mistis.
|
Indonesia, masuknya kosa kata asing (Eropa)
Drama, cerpen, novel, puisi bebas dan kontemporer,
Budaya industri (modern), hak cipta pengarang
(individu), pengaruh kesusastraan Barat,
Audio visual, dinamis, dan media cetak
Kemanusiaan, kemasyarakatan, kreatif, modernisasi
|
II. Puisi dan Prosa
Puisi adalah karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi dapat berupa gurindam, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, alam, atau Sang Pencipta. Oleh karena itu, bahasa dalam puisi terasa sangat ekspresif dengan kandungan makna yang lebih padat.
Prosa merupakan jenis karangan yang tidak terlalu mengutamakan keindahan bahasa. Dalam prosa, ekspresi pengarang tidak terlihat dari bahasa tetapi pada gaya penceritaan, alur, dan tokoh yang digunakan pengarang dalam karyanya. Prosa dapat berupa cerpen, novel, ataupun roman. Semakin panjang alur dan waktu penceritaan yang dipakai penulis, semakin kompleks pula masalah yang disajikan.
III. Unsur-unsur dalam karya sastra
1. Unsur Intrinsik, unsur-unsur yang terdapat di dalam diri karya sastra itu sendiri, yakni :
a. Tema: gagasan utama yang mendasari cerita
b. Alur (plot): rangkaian peristiwa yang membangun cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat
c. Penokohan: proses penampilan tokoh cerita
d. Perwatakan (karakter): sikap dan perilaku tokoh yang menjadi dasar penampilan tokoh
e. Latar: tempat, waktu dan suasana yang melingkupi terjadinya peristiwa.
f. Gaya bahasa: cara pengungkapan dalam cerita
g. Sudut pandang: titik tolak pengarang sebagai pencerita melalui tokoh utama
h. Amanat: pesan-pesan moral yang disampai- kan pengarang, baik tersurat maupun tersirat.
2. Unsur Ekstrinsik, unsur-unsur (faktor-faktor) yang terdapat di luar karya sastra yang mempengaruhi kelahiran dan keberadaan suatu karya sastra dan mempermudah memahami karya sastra tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain : biografi pengarang, agama, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan falsafah yang dianut pengarang, sejarah, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra.
3. Unsur-unsur Drama
Drama meliputi unsur-unsur berikut:
a. Plot
Plot meliputi bagian-bagian berikut:
1) Pemaparan atau eksposisi, babak yang mengantarkan situasi awal
2) Penggawatan atau komplikasi, babak mulai munculnya pertikaian (konflik)
3) Klimaks, babak sebagai puncak krisis
4) Peleraian atau anti klimaks, babak adanya peleraian
5) Penyelesaian, babak akhir
b. Penokohan
Tokoh-tokoh dalam drama, terdiri dari :
1) Protagonis, tokoh yang berperan utama, sebagai tokoh idaman.
2) Antagonis, tokoh yang berperan sebagai pesaing atau penentang dari tokoh utama.
3) Peran pembantu, figuran, yakni tokoh yang kehadirannya mendampingi keberadaan tokoh utama.
c. Dialog
Sebuah drama intinya adalah dialog, sebagaimana halnya kita mengobrol dalam kehidupan sehari-hari. Bedanya, dialog dalam drama sudah diatur sebelumnya oleh sutradara atau penulis skenario.
Pembaca tidak saja perlu memahami isi naskah, tapi juga harus menghayati dan mampu mendialogkannya sesuai dengan karakter tokoh tersebut.
Gaya berdialog seorang tukang jamu gendong tentunya akan lain dengan gayanya seorang pedagang kaki lima. Demikian halnya, gaya bertutur seorang kiai akan berbeda dengan cara bicara seorang pengusaha. Seorang pembaca drama baik dituntut untuk menghidupkan tokoh tersebut secara wajar dan alami.
Beberapa ketentuan dalam dialog drama :
- Dialog harus mendukung peran, harus mencerminkan apa yang tengah terjadi dalam lakon dan harus pula mengungkapkan pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh.
- Dialog dalam drama harus lebih tertib daripada percakapan sehari-hari. Tidak ada yang terbuang percuma. Para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sesuai dengan yang dimaksudnnya.
- Para tokoh bisa saja berimprovisasi di alur naskah yang telah ditentukan. Improvisasi itu dilakukan guna menghidupkan suasana dan menjadi dialog itu lebih wajar dan alamiah.
No comments:
Post a Comment