Selamat Datang di Blog Pribadi Lailan Syafira...

Friday, November 4, 2011

Upaya Mengefektifkan Pembelajaran Membaca Cepat : Solusi Masalah Ketidak Lulusan Ujian (UN) Nasional Bahasa Indonesia

Oleh Lailan Syafira

http://lailansyafira.blogspot.com
tempointeraktif.com
Jika ditanya Mata pelajaran apakah yang membuat banyak peserta ujian tidak lulus UN? Maka jawabannya adalah Bahasa Indonesia. Tahun 2011 ini, Kementrian Pendidikan Nasional mencatat sebanyak 2.391 siswa tidak lulus mata pelajaran Matematika, sebanyak 152 siswa tidak lulus mata pelajaran Bahasa Inggris, dan 1.786 siswa tidak lulus mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kalau matematika banyak yang tidak lulus, itu mungkin masih bisa dimaklumi. Tetapi kalau Bahasa Indonesia menjadi penyebab ketidak lulusan, ini harus dikaji dan dicari tahu, terlebih oleh seorang guru Bahasa Indonesia.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Mansyur Ramly, mengatakan ada beberapa hal yang menyebabkan Bahasa Indonesia selalu menjadi kesulitan bagi para siswa. Salah satu kesulitan yang paling dominan adalah soal ujian Bahasa Indonesia dibuat menjadi soal cerita, padahal kenyataannya siswa di Indonesia tidak dibiasakan untuk sering membaca dan memahami teks. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan dalam mengerjakan soal. Selain itu, bisa jadi mereka terlalu terburu-buru dalam membaca soal cerita tersebut sehingga hasilnya salah.
Dalam hal ini, perlu adanya perhatian dari setiap guru Bahasa Indonesia, untuk senantiasa melatih dan mengajarkan siswa untuk terbiasa membaca cepat. Materi membaca cepat ini diperoleh oleh siswa ketika mereka duduk di bangku SMP dan SMA. Khusus untuk tingkat SMA, materi membaca cepat dipelajari siswa ketika mereka duduk di kelas X. Ada dua metode dalam membaca cepat, salah satunya adalah metode skimming. Metode skimming adalah, teknik membaca cepat untuk mengetahui gambaran keseluruhan suatu bacaan.
Sebenarnya penyebab utama siswa tidak terbiasa membaca cepat adalah rasa malas mereka untuk membaca teks yang panjang, sehingga mereka kesulitan dan jenuh melihat barisan kalimat yang mereka baca, paragraf yang disajikan terkadang tidak jelas letak kalimat utama dan informasinya, paragraf yang disajikan terlalu panjang dan banyak menggunakan istilah-istilah yang sulit, dan mereka tidak menguasai serta mengetahui bagaimana cara membaca yang efektif dan benar. Angka minimal seorang siswa dikatakan lulus membaca cepat adalah 250 kata per menit. Akan tetapi sangat disayangkan, masih sedikit sekali siswa yang angka kecepatan membacanya 250 kata per menit. Hal ini harusnya menjadi perhatian, terutama bagi seorang guru bahasa Indonesia.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat mengajarkan siswa membaca cepat dan menemukan informasi serta ide pokok di dalam sebuah teks, termasuk memahami teks panjang, yaitu:

  1. Ketika mengajar di dalam kelas, mintalah kepada siswa untuk membaca setiap teks materi yang disajikan dalam buku teks.
  2. Ajak siswa untuk selalu mengukur kecepatan membaca mereka, dengan menyuruh mereka membuat format penilaian membaca cepat yang tentunya kita rancang sebelumnya.
  3. Tumbuhkan selalu kepada siswa untuk senantiasa membudayakan kebiasaan membaca.
  4. Untuk pendalaman materi ajar, ajaklah siswa ke perpustakaan. Dengan seringnya siswa berkunjung ke perpustakaan, maka mereka akan terbiasa untuk membaca, dan tentunya dengan sering membaca, kecepatan membaca mereka akan bertambah.
  5. Ketika membuat soal teks membaca, buatlah soal yang tingkat kesulitannya tidak terlalu sulit dan tidak pula terlalu mudah. 
  6. Gunakan kata-kata dan kalimat yang sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa.
  7. Ajarkan kepada siswa bagaiman metode dan cara membaca cepat yang efektik.

Hal lain yang dapat dilakukan oleh seorang guru Bahasa Indonesia terkait permasalahan ini adalah, ajarkan kepada siswa untuk membaca awal dan akhir paragraf tersebut. Bisa juga kita katakan kepada siswa untuk membaca terlebih dahulu soal, kemudian baca kalimat awal dan kalimat akhir paaragraf tersebut. Beritahu juga kepada mereka untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk ketika membaca, seperti menggerakkan bibir, menyuarakan setiap kata, tidak berkonsentrasi, menunjuk kata yang dibaca, menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, dan membaca kata per kata. Sesungguhnya, yang digerakkan ketika membaca itu adalah bola mata, bukan kepala. Oleh karena itu ajarkan dan latihlah siswa untuk menggerakkan bola mata dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah secara berulang-ulang. Semuanya ini pangkalnya hanya satu, latihan. Jika kita sering melatih siswa kita untuk membaca cepat, memperbaiki kebiasaan membaca, dan berupaya untuk membiasakan budaya membaca juga menanamkan kebiasaan membaca cepat dalam diri siswa, maka kesulitan siwa dalam menemukan ide pokok dan pemahaman mereka terhadap teks akan tercapai, dan tidak akan ada lagi peserta UN yang tidak lulus Bahasa Indonesia karena tidak mampu membaca cepat dan tidak mampu memahami terks dengan cepat dan mudah pula. 

3 comments:

  1. @Ptr: Membaca perlahan atau membaca cepat itu sama baiknya pada kondisinya masing2. Di masa senggang utk menikmati bacaan atau juga memahami informasi2 penting yg sekali dua kali dibaca susah dipahami maksud informasi dr suatu bacaan jelas butuh membaca perlahan. Tp di suatu kondisi dgn waktu terbatas seperti memahami sebundel laporan utk dipresentasikan & bacaan di waktu ujian dituntut utk bisa membaca cepat yg pastinya dgn konsentrasi tinggi.

    @San: Yuuuk... "Org yg byk membaca adalah org yg sukses"

    ReplyDelete