Selamat Datang di Blog Pribadi Lailan Syafira...

Thursday, November 10, 2011

Materi Ujian Nasional: Kemahiran Berbahasa

KEMAHIRAN BERBAHASA

Pengertian
Yang dimaksud dengan kemahiran berbahasa ialah kesanggupan seseorang menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Jika seseorang mempunyai kemam- puan menggunakan bahasa untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya secara efektif dan efisien kepada orang lain dan dia sanggup pula memahami amanat yang disampaikan oleh orang lain kepadanya melalui bahasa, berarti orang tersebut mempunyai kemahiran berbahasa.

Kemahiran berbahasa meliputi kemahiran berbicara, mendengar, menulis, dan membaca. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam bab ini akan kita bicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kalimat efektif, paragraf, karangan ilmiah, diskusi dengan segala ragamnya, surat memo,  surat  undangan,  surat  perjanjian,  proposal, laporan, silogisme dan entimem.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis, serta sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Kalimat efektif mudah ditangkap dan mudah dipahami.
Syarat kalimat efektif:
a.    Adanya subjek dan predikat kalimat
b.   Hemat dalam pemakaian kata
c.   Tidak bermakna ganda (ambigu)
d.   Menggunakan  kata-kata  baku,  sesuai  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
e.    Penerapan ejaan dan tanda baca sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Paragraf atau alinea adalah seperangkat kalimat yang  berkaitan  satu  sama  lain,  membentuk  satu kesatuan untuk mengutarakan atau mengemukakan satu  gagasan  pokok.  Paragraf  mempunyai  satu kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat. Sebuah paragraf hanya memuat satu gagasan utama atau  satu  pikiran  pokok.  Jika  kita  hendak  me- ngemukakan  dua  gagasan  utama,  kita  harus  me- nuangkannya  dalam  dua  paragraf  yang  berbeda. Gagasan  utama biasanya didukung  oleh  beberapa gagasan bawahan, yang disebut pikiran penjelas. Gagasan utama lazimnya dituangkan ke dalam sebuah kalimat topik, sedangkan pikiran penjelas dituangkan ke dalam kalimat-kalimat penjelas. Jadi, kalimat topik ialah kalimat yang memuat gagasan utama sebuah paragraf, sedangkan kalimat penjelas ialah kalimat yang mengandung pikiran penjelas paragraf itu.

Berdasarkan letak gagasan utamanya
Paragraf dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, campuran, dan deskriptif. Sebuah paragraf yang kalimat topiknya terletak di bagian awal dinamakan paragraf deduktif, sedangkan yang terletak di bagian akhir disebut paragraf induktif. Jika kalimat topik sebuah paragraf diletakkan di bagian awal, kemudian diulang lagi di bagian akhir, paragraf demikian dinamakan paragraf campuran atau paragraf deduktif- induktif. Selain ketiga jenis paragraf di atas, ada paragraf yang gagasan utamanya terdapat pada seluruh kalimat yang ada, yang satu sama lain menggam- barkan keadaan tertentu. Paragraf demikian lazimnya dinamakan paragraf deskriptif.

v  Contoh paragraf deduktif:
Kondisi kebun binatang Satwa Taru, Solo, kian memprihatinkan.  Koleksi  satwa  di  objek wisata tepian Bengawan Solo itu banyak yang tidak terawat. Kondisi binatang di sana tampak kurus-kurus. Kemarin seekor komodo bantuan presiden, yang tergolong hewan favorit pengunjung, mati.

v  Contoh paragraf induktif:
Komputer dapat dijadikan alat hiburan. Banyak komputer yang dilengkapi oleh fasilitas gambar tiga dimensi dan tata suara yang memukau. Hal ini sejalan dengan perkembangan internet. Oleh karena itu, beberapa komputer kini dirancang dengan mutu dan fungsi yang semakin meningkat sesuai dengan aplikasinya.

v  Contoh paragraf campuran:
Mencari dasar baru yang kekal, aman dan pasti, bukan perkara kecil. Satu langkah ke depan dalam hal ini sulit sekali. Sebaliknya, satu langkah  ke  belakang tanpa  kita  sadari  mudah sekali terjadi. Oleh karena itu, sering kita terjebak langkah mundur, seperti yang sedang kita alami saat ini.

v  Contoh paragraf deskriptif:
Hamparan sawah membentang luas. Padi me- nguning merunduk berayun-ayun, meliuk-liuk ditiup angin lembah, berombak-ombak bagai samudera. Dangau-dangau berpencaran. Bocah-bocah bertepuk sorak dengan suara nyaring, mengusir kawanan-kawanan parkit yang berpesta pora memakan bulir-bulir padi. Bukit yang membujur bagaikan raksasa tidur, membatas di kejauhan, berselimut awan seputih kapas menambah asri pemandangan.

Berdasarkan  pola pengembangannya
Paragraf dibedakan atas paragraf analogi, paragraf generalisasi, paragraf sebab akibat, paragraf akibat sebab, paragraf analisis, paragraf contoh dan paragraf definisi. Paragraf analogi adalah paragraf yang isinya membandingkan dua hal yang banyak persamaannya atau perbedaannya. Paragraf generalisasi adalah paragraf yang isinya menarik kesimpulan berdasarkan data yang sesuai dengan fakta. Paragraf sebab akibat adalah paragraf yang mengungkapkan fakta yang menjadi sebab dan diikuti oleh kesimpulan yang menjadi akibat. Paragraf akibat sebab berisi fakta yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dicari sebabnya. Paragraf analisis berisi analisis bagian-bagian atau urutan-urutan suatu hal, peristiwa, ataupun kejadian. Paragraf contoh adalah paragraf yang isinya dikembangkan dengan cara memberikan penjelasan atau contoh-contoh. Adapun paragraf definisi adalah paragraf yang isinya menjelaskan suatu istilah yang mengandung konsep yang dianggap baru bagi pembaca.

v  Contoh paragraf analogi:
Sebuah perahu yang mengarungi lautan akan mengalami rintangan, seperti ombak, badai, topan dan batu karang. Jika juru mudi dan nahkoda tidak pandai mengendalikan perahunya karamlah. Akan tetapi, juru mudi dan nahkoda yang pandai, dapat melalui rintangan itu sehingga selamat mencapai  pantai  tujuan.  Begitu  pula  dengan kehidupan berumah tangga, tidak selalu berjalan mulus. Cobaan, kesukaran dan rintangan selalu ada. Jika suami istri bisa mengatasi semua itu, kebahagiaan pasti menunggu mereka. Jadi, kehidupan berumah tangga itu sama halnya sebuah perahu yang mengarungi lautan.

v  Contoh paragraf generalisasi:
Desi, tetangga sebelah rumahku, adalah siswa dari SMA Merah Putih. Ia dikenal sebagai anak yang pandai dan berprestasi. Saudaraku, Ratna, juga pandai dan berasal dari SMA Merah Putih. Sari, temanku, juga bersekolah di SMA Merah Putih. Dengan begitu, pasti Sari pun anak yang pandai.

v  Contoh paragraf sebab akibat:
Beberapa dalam seminggu Bastian selalu bolos. Ia banyak tertinggal dalam pelajaran. Ketika ulangan, ia tidak dapat mengerjakannya. Hasil ulangannya tentu jelek-jelek. Pada waktu menerima rapor nilainya banyak yang merah. Oleh karenanya ia tidak naik kelas.

v  Contoh paragraf akibat sebab:
Aku merasa kasihan kepada ibuku. Pagi-pagi sudah harus bangun menyiapkan sarapan. Setelah itu masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya. Semua itu karena pembantuku sedang pulang kampung.

v  Contoh paragraf analisis:
Kalau kita akan membuat sebuah kemeja, pertama kita harus mengukur badan kita. Kedua, membuat pola dasar. Ketiga, kita membuat pola sesuai model kemeja. Keempat, kita memotong dan terakhir menjahitnya.

v  Contoh paragraf contoh:
Penanganan anak autis harus direncanakan secara sangat rinci, bergantung pada berat ringannya gejala yang ada. Misalnya, tiap anak harus mempunyai rencana pendidikan sendiri yang berbeda dari teman-temannya. Psikiater, guru khusus dan orang tua harus bekerjasama dengan erat jika ingin hasil yang maksimal, serta kesabaran dan keuletan dalam mengajarkan sesuatu yang biasanya berlangsung dalam waktu yang agak lama.

v  Contoh paragraf definisi:
Ayam adalah unggas yang bersayap pendek sehingga umumnya tidak dapat terbang jauh.

Ragam  Karangan
Biasanya karangan dibedakan atas karangan fiktif dan karangan faktual. Yang pertama disebut fiksi, sedangkan yang kedua dinamakan non fiksi. Fiksi umumnya hanya mengetengahkan hasil rekaan, imajinasi atau khayal pengarang. Imajinasi tersebut sering pula didasarkan pada peristiwa sehari-hari sehingga ada kemungkinan dapat terjadi. Sebaliknya, karangan nonfiksi menyajikan peristiwa secara apa adanya atau secara objektif. Bahasa fiksi biasanya bersifat konotatif dan subjektif, sedangkan bahasa nonfiksi cenderung denotatif dan objektif.
Yang termasuk karangan fiksi antara lain roman, novel, cerpen, kisah perjalanan, legenda, favel, mite, dan hikayat. Adapun contoh karangan nonfiksi antara lain laporan, makalah, skripsi, tesis, desertasi, laporan, proposal, yang semuanya termasuk karangan ilmiah.
Yang dimaksud karangan ilmiah ialah karangan yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, penelitian atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode atau sistematika tertentu dan yang isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Ciri-ciri  Karangan Ilmiah:
1.      Logis, maksudnya semua keterangan yang diketengahkan mempunyai alasan yang dapat diterima akal;
2.      Sistematis, yaitu semua yang dipaparkan disusun dalam urutan yang berkesinambungan;
3.      Objektif atau faktual, artinya keterangan yang dikemukakan didasarkan pada apa yang benar- benar ada atau sesuai dengan fakta;
4.      Teruji, artinya keterangan yang diberikan dapat diuji kebenarannya, dan
5.      Bahasanya bersifat lugas atau denotatif

Syarat-syarat Karangan Ilmiah:
1.      Mengandung masalah serta pemecahannya;
2.      Dapat diuji kebenarannya;
3.      Lengkap atau tuntas, artinya membeberkan semua segi yang berkaitan dengan masalahnya;
4.      Disusun menurut sistem tertentu dan metode tertentu sehingga mudah dimengerti dan dipahami

Yang Tergolong Karangan antara lain:
1.      Laporan adalah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan,  digarap,  diteliti  atau  diamati,  dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.
2.      Proposal adalah tulisan yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan pembahasan suatu pokok persoalan.
3.      Makalah adalah karangan yang ditulis oleh siswa atau mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi tertentu. Makalah dapat berupa hasil pembahasan buku atau hasil pengamatan.
4.      Skripsi adalah karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda. Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi atau penelitian lapangan sebagai persyaratan akademis yang harus ditempuh, dipertahankan dan dipertanggung jawabkan oleh penyusun dalam sidang ujian.
5.      Tesis, adalah karya tulis yang diajukan oleh mahasiswa  untuk  mencapai  gelar  strata  dua (S-2). Tesis mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Pernyataan-pernyataan dan teori dalam tesis didukung oleh argumen-argumen yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertanggung jawab dalam bidang studi tertentu.
6.      Desertasi adalah karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor (S-3), yaitu gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu universitas. Penulisan desertasi ini dilakukan di bawah bimbingan promotor atau dosen yang berpangkat profesor dan isinya pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis.
7.      Resensi adalah karya tulis yang berisi hasil pertimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah karya, seperti buku ataupun film. Resensi yang disebut juga timbangan buku atau book review sering disampaikan kepada pembaca melalui koran atau majalah. Tujuan resensi ialah memberi pertimbangan dan penilaian secara objektif sehingga masyarakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca ataukah tidak.

Contoh kutipan sebuah resensi
Buku ini tidak mudah dibaca. Susunan yang kronologis, rangkaian kutipan, dan dokumen otentik membuatnya tergolong bacaan berat. Maksud  penulis memang hanya  menyuguhkan fakta-fakta yang tercecer dalam kumpulan dokumen Amerika dan Belanda serta dalam arsip- arsip Inggris dan Belanda.

Bentuk-bentuk karangan
(1) Eksposisi atau paparan ialah salah satu bentuk atau karangan yang bermaksud menginformasikan, menjelaskan, mengembangkan atau menerangkan suatu gagasan. Tujuannya untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa berusaha untuk mengubah pendirian atau mempengaruhi sikap pembaca.
Contoh :
Setiap bulan rata-rata 30 perempuan Indonesia yang berusia 15-25 tahun menjadi korban perdagangan perempuan (trafiking) di berbagai wilayah di Malaysia. Kedatangan mereka ke Negeri Jiran melewati jalur legal, tetapi menggunakan identitas palsu di paspornya dan memakai visa kunjungan turis yang masa berlakunya satu bulan. Semula mereka dijanjikan bekerja sebagai tenaga di restoran, toko dan butik dengan gaji sekitar Rp. 3 juta per bulan. Akan tetapi, begitu sampai di Malaysia, mereka dijadikan pekerja seks.

(2) Narasi adalah sejenis karangan atau cerita yang isinya mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa menurut urutan waktu atau secara kronologis. Kejadian yang dikisahkan dapat bersifat khayali, faktual ataupun gabungan dari keduanya. Narasi sering dimasukkan ke dalam golongan karangan fiktif sehingga tercakup di dalamnya ialah roman, novel, cerpen, hikayat, tambo dan dongeng. Contoh :
Sore itu kami pergi ke rumah Sarah. Sopir ku suruh memarkir mobil. Kemudian kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian kami sampai di sebuah rumah yang sederhana. Rumah itu tampak tidak seperti rumah-rumah disekitarnya. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pingsan dan terkulai lemas dan pelukanku.

(3) Deskripsi disebut juga lukisan, yaitu salah satu bentuk karangan yang menggambarkan suatu keadaan, kejadian atau peristiwa sejelas mungkin sehingga pembaca mendapat kesan seperti melihat sendiri sesuatu yang digambarkan itu. (Lihat contoh paragraf deskriptif)
(4) Argumentasi adalah sebuah wacana yang berusaha  meyakinkan  ataumembuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, sikap, atau keyakinan. Dalam argumentasi, suatu gagasan atau pernyataan dikemukakan dengan alasan yang kuat dan meyakinkan sehingga orang yang  membacanya  akan terpengaruh untuk membenarkan pernyataan, pendapat dan sikap yang diajukan.
Contoh :
Kedisiplinan masyarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal itu terbukti dari bertambahnya jumlah pelanggaran tercatat di kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun juga semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat tentang kedisiplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan.

(5) Persuasi adalah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan, mengajak, atau membang- kitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang kadang-kadang agak emo- sional. Jika argumentasi berusaha membuktikan kebenaran atau pernyataan melalui proses penalaran yang sehat, persuasi berusaha merebut perhatian dan membangkitkan tindakan terhadap pembacanya. Contoh:
Semua orang tahu bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Namun demikian, masih banyak anggota masyarakat kita yang tidak perlu terhadap kebersihan lingkungan. Inilah masalah yang sulit dipecahkan. Seandainya saja setiap anggota masyarakat peduli akan kebersihan di sekitar tempat tinggalnya tentulah kualitas kesehatan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, marilah kita mencoba untuk menjadikan diri kita masing-masing peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kesadaran ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk, diantaranya adalah tidak membuang sampah sembarangan.

Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Dalam sebuah diskusi umumnya ada peserta, pemimpin (moderator) dan seorang notulis.

Syarat pemimpin diskusi antara lain:
1)       Mengetahui langkah-langkah kegiatan
2)       Memahami pokok masalah
3)       Mengenal semua peserta
4)       Berwibawa dan sabar
5)     Mampu mengembangkan dan menjaga jalannya diskusi
6)     Dapat  menjaga  suasana  sehingga  tidak  berat sebelah.

Sebaliknya, peserta diskusi yang baik hendaknya:
1)   Mengadakan persiapan awal
2)   Menyiapkan garis besar masalah sebelum diskusi berlangsung
3)   Menjadi penyampai gagasan yang baik
4)   Menghindari kata-kata kasar yang menyinggung perasaan lawan bicara
5)   Berbicara secukupnya dan yang hanya berkaitan dengan masalah
6)   Menjadi pendengar yang baik
7)   Menghindarkan diri dari perdebatan emosional

Tugas seorang pemimpin diskusi antara lain:
1)   Menetapkan topik atau pokok pembicaraan dengan peserta
2)   Menyiapkan garis besar atau kerangka diskusi
3)   Membuka  diskusi   dengan   membacakan rangkuman tentang masalah dan sasaran yang ingin dicapai
4)   Memimpin jalannya diskusi dengan sabar, jujur dan tidak berat sebelah
5)   Mengarahkan pembicaraan agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan
6)   Membuat rangkuman pembicaraan setiap peserta, dan
7)   Menyimpulkan seluruh pembicaraan dalam diskusi

Macam-macam diskusi:
1.      Diskusi kelompok, yaitu dikusi yang terdiri atas beberapa   kelompok orang dan masing-masing kelompok mempunyai seorang ketua dan notulis. Dalam diskusi kelompok tidak ada pendengar.
2.      Diskusi panel, adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang (yang disebut panelis) yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayak, pendengar (siaran radio), atau penonton (siaran televisi). Khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapatnya.
Contoh : Simposium dan Konferensi

3.      Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar, dsb). Masalah yang dibahas dalam seminar mempunyai ruang lingkup yang terbatas  dan  tertentu.  Misalnya,  Seminar Penerapan  Bahasa  Indonesia  di  Sekolah  dan Lembaga Pendidikan.

Salah satu bentuk kemahiran berbahasa yang lain dan yang umum sekali adalah pidato. Yang dimaksud dengan pidato adalah penyampaian pesan, gagasan, atau pengungkapan suatu maksud dengan bahasa yang tersusun baik kepada orang banyak.

1.    Persiapan berpidato
Langkah-langkah persiapan berpidato :
a.    Merumuskan  ide-ide  pokok  yang  akan dipidatokan
b.    Mengumpulkan bahan
c.    Memilih materi
Materi  yang  terlalu  banyak  tidak  akan menghasilkan pidato yang baik
d.   Pemahaman dan penghayatan materi
1)   Meninjau  kelayakan  materi  dengan khalayak (audien)
2)   Menyusun sistematika materi
5)   Menguasai  materi  pidato  berdasarkan jalan pikiran yang logis
e.    Latihan berpidato
1)   Menguasai secara utuh materi yang sudah dipersiapkan
2)   Penghayatan  terhadap  suasana  dan audiens yang akan dihadapi

2.    Pelaksanaan
Secara  umum  langkah-langkah  pelaksanaan berpidato adalah sebagai berikut:
a.       Salam pembuka
b.      Memperkenalkan diri.
c.       Mengawali pembicaraan dengan hal-hal yang umum.
d.      Menyampaikan materi utama yang hendak dibicarakan.
e.       Menutup pidato dengan kesan yang baik.

Memo atau memorandum adalah jenis surat dinas yang berisi catatan singkat tentang suatu persoalan. Memo biasanya ditulis oleh seorang atasan untuk pejabat lain yang setingkat atau untuk anak buahnya. Memo tidak menggunakan nomor surat. Oleh karena itu, memo bersifat informal. Walaupun demikian, informasi yang dituliskan dalam memo tetap bersifat kedinasan. Bentuk memo bersifat intern. Jadi, bentuk memo bermacam-macam, bergantung kepada instansi yang bersangkutan.

Contoh:

PERPUSTAKAAN KELURAHAN DUKUH
Jalan Dukuh I No. 6
JAKARTA
MEMO
4  Juni  2004

Kepada      :  Petugas  Perpustakaan        
Dari                 :  Kepala  Perpustakaan
Hal                  :  Penutupan  Perpustakaan

Oleh karena gedung Perpustakaan Kelurahan Dukuh akan direnovasi, perpustakaan akan ditutup  selama satu bulan, mulai dari  tanggal  15  Juni  s.d.  15 Juli  2004.

Dhani  Indraswari, M.M.


Surat undangan adalah surat yang meng- harapkan kehadiran seseorang atau sekelompok dalam suatu acara atau kegiatan tertentu. Berdasarkan derajat kepentingannya, surat undangan dapat digolongkan menjadi undangan resmi, undangan setengah resmi, dan udangan tidak resmi. Undangan resmi dapat dipakai untuk keperluan resmi, misalnya undangan untuk mengikuti upacara kenegaraan dan undangan rapat. Undangan resmi memiliki ciri:
1.   Memakai kepala surat atau kop surat
2.   Memakai bentuk surat yang standar
3.   Menggunakan ragam bahasa resmi
4.   Menggunakan kertas khusus untuk surat menyurat

Surat perjanjian adalah surat kesepakatan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak yang saling mengikatkan diri untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Surat perjanjian selain mencantumkan persetujuan mengenai batas-batas hak dan kewajiban masing-masing pihak, juga menyatakan jalan keluar apa yang akan ditempuh seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya. Jalan keluar di sini dapat berupa pemberian sanksi, ganti rugi, tindakan administrasi atau gugatan pengadilan.

Contoh:
SURAT PERJANJIAN SEWA-MENYEWA RUMAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :
I.          Nama               : Budi Santoso
                Umur              : 45 tahun
Pekerjaan      : Swasta
Alamat             : Jalan  Dukuh  III  Rt.  05/03  No.10, Kelurahan Dukuh Jakarta Timur

Yang bertindak atas nama sendiri, untuk selanjutnya disebut pihak I (yang menyewakan)
II.       Nama               : Didi Hartadi
Umur                : 36 tahun
Pekerjaan          : Karyawan Bank Rakyat Indonesia
Alamat             : Jalan Tunas Bangsa No. 13 Jakarta Selatan

Yang bertindak atas nama sendiri, untuk selanjut-nya disebut pihak II (yang menyewa)
Telah sepakat untuk mengadakan perjanjian sewa- menyewa rumah dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal   1
Pihak pertama menyewakan kepada pihak kedua sebuah rumah untuk tempat tinggal dengan lantai ubin teraso, dinding tembok, atap genting, berikut segala fasilitasnya, yang terletak di ....

Pasal   2
Sewa-menyewa ini mulai berlaku sejak perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu tanggal
......... bulan ........... tahun ........ sampai dengan tanggal ..... bulan…………tahun .......

Pasal   3
Perjanjian sewa-menyewa ini dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak, sekurang-kurangnya satu bulan sebelum jangka waktu sewa-menyewa tersebut berakhir dengan syarat-syarat yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Pasal   4
Besarnya  uang sewa rumah  yang  telah  disepakati bersama ialah Rp ...... (…. rupiah) untuk jangka waktu satu tahun. Pembayaran uang sewa secara tunai oleh pihak kedua dilakukan pada tanggal ....... bulan ........ tahun  ..........

Pasal   5
Pihak kedua wajib memelihara rumah yang disewa menurut surat perjanjian ini. Pemakaian listrik dan air minum dari PAM ditanggung oleh pihak kedua.

Pasal   6
Pihak kedua tidak diizinkan untuk menyewakan sebagian atau seluruh rumah yang disewanya kepada pihak ketiga. Jika ketentuan ini dilanggar, pihak pertama berhak mengakhiri perjanjian sewa menyewa ini tanpa perantaraan Pengadilan Negeri dan segala akibat pembatalan ditanggung pihak kedua.

Pasal   7
Pihak pertama dijamin keamanannya dan tidak akan mendapat gangguan hukum.

Pasal   8
Jika perjanjian berakhir tanpa diadakan perpanjangan sewa-menyewa, pihak kedua wajib segera mengo- songkan rumah yang disewanya selambat-lambatnya satu minggu setelah berakhirnya perjanjian ini.

Pasal   9
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diselesaikan dengan jalan musyawarah antara kedua belah pihak.

Pasal   10
Segala perselisihan yang mungkin terjadi antara kedua belah pihak mengenai perjanjian ini, akan diselesaikan secara kekeluargaan. Apabila ternyata tidak berhasil diatasi, kedua belah pihak memilih Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk menyelesaikannya.

Pasal 11
Surat perjanjian ini dibuat di hadapan para saksi yaitu:

 Saksi ke-1                                          Tanda  tangan

1.  Fahrul Ramadhan                           .....................

Saksi ke-2                                          Tanda  tangan

2.  Sunarno                                         .....................

Dibuat di Jakarta
Pada tanggal 9 Januari 2004

Pihak kedua,                    Pihak pertama,

Didi Hartadi                     Budi Santoso



Wawancara (interview) adalah tanya jawab untuk memperoleh data. Tanya jawab itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara, orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan; dan yang diwawancara (nara sumber), orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Jenis-jenis  wawancara
Kegiatan wawancara dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya, adalah sebagai berikut:
1)   Wawancara dengan petunjuk umum, pewawancara membuat kerangka atau pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam proses wawancara sebelum wawancara berlangsung.
2)   Wawancara dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang telah dibakukan, urutan, kata- kata serta cara penyajian pertanyaan untuk jenis wawancara ini sudah ditetapkan. Pewawancara tinggal membacakan apa adanya.
3)    Wawancara secara serta merta, dilakukan secara spontan dan alamiah.
Hubungan antara pewawancara dengan yang diwawancarai berlangsung secara wajar. Perta- nyaan dan jawaban berjalan sebagaimana layaknya obrolan sehari-hari.

Tahap-tahap  pelaksanaan  wawancara
Pelaksanaan wawancara dibagi ke dalam tiga tahap:
1)    Tahap pembukaan
Pewawancara memperkenalkan diri dengan mengemukakan maksud dan tujuannya.
2)    Tahap inti
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan secara siste- matis. Jumlah pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan situasi dan waktu. Di samping memerlukan kemampuan mendengar yang akurat, pewawan- cara hendaknya memiliki kemampuan berkomu- nikasi (bertanya) dengan baik.
3)    Tahap akhir
Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan.

Penyusunan laporan hasil wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pe- ngumpulan data dalam suatu tulisan ilmiah,selain tehnik percobaan (eksperimentasi). Karena itu, setelah proses wawancara itu berlangsung, pewawancara dituntut untuk menuangkan hasil wawancaranya itu ke dalam sebuah laporan. Penuangan hasilnya itu perlu dilakukan segera mungkin selama pikiran masih segar untuk mengingat jalannya wawancara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan hasil wawancara :
1)    Pilihlah data atau keterangan yang penting dan relevan dengan masalah-masalah yang telah diru- muskan;
2)    Penulisan hendaknya tidak melakukan interpretasi yang terlalu jauh (berlebihan) atas hasil wa- wancara;
3)    Penulisan hendaknya memelihara kerahasiaan dan menjaga nama baik nara sumber;
4)    Penulis hendaknya memperhatikan kaidah-kaidah baku yang berlaku dalam laporan ilmiah.

Silogisme dan Entimem
a.    Silogisme
Silogisme adalah bentuk, cara berpikir atau menarik kesimpulan yang terdiri atas premis (pernyataan) umum, premis khusus dan simpulan.
Contoh :
Premis umum     :  Semua  pengendara  motor harus memilki SIM
Premis khusus     : Arif pengendara motor
Kesimpulan         : Jadi, Arif harus memiliki SIM

Berdasarakan  contoh  di  atas  rumus  silogisme adalah:
PU   =   semua A = B
PK   =   C   =   A
K     =   C   =   B

b.   Entimem
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Entimem   =   C   =   B karena   C = A Contoh:
Silogisme PU   : Siswa SMA harus memakai baju seragam putih abu-abu.
PK   : Ismail siswa SMA
K     : Jadi, Ismail harus memakai baju seragam putih abu-abu
Entimem          : Ismail  harus  memakai  baju seragam putih abu-abu karena ia siswa SMA

Proposal atau usulan adalah saran atau per- mintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan. Secara konkret proposal adalah rencana kerja yang disusun secara  sistematis dan terinci  untuk  suatu  kegiatan yang bersifat formal. Proyek yang dimaksud dapat mengenai pekerjaan fisik, seperti pembangunan gedung dan dapat pula mengenai pekerjaan nonfisik, misalnya proyek pemberantasan buta huruf.
Proposal berbentuk formal sekurang-kurangnya ada tiga bagian utama, yaitu:
a.    Bagian pelengkap pendahuluan, yang terdiri atas sampul dan halaman judul, kata pengantar, ikhtisar, daftar isi dan penegasan permohonan.
b.   Isi proposal, terdiri atas latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, dasar kegiatan, panitia, waktu, tempat dan biaya.
c.   Bagian  pelengkap  penutup  yang  berisi  daftar pustaka, lampiran, dan tabel.

Resensi
Meresensi buku nonfiksi berbeda dengan meresensi buku fiksi. Dalam resensi buku fiksi yang berperan adalah daya apresiasi dan penghayatan. Sementara itu yang diperlukan dalam meresensi karya non-fiksi adalah pengetahuan atas bidang ilmu atau topik yang disajikan
Resensi  berusaha mengkomunikasikan  kepada pembaca tentang kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi. Dalam hal ini kita perlu mengungkapkan alasan-alasannya. Yang terpenting adalah mewartakan gambaran isi buku. Tugas utama sebagai peresensi adalah memperkenalkan buku tersebut sehingga me- narik minat khalayak untuk membacanya.

Keuntungan yang didapat dari membuat resensi:
1)    Menambah wawasan dan pengetahuan dari apa yang dibaca
2)    Belajar  sekaligus  mempermahir  keterampilan menulis
3)    Dapat mempertajam sikap kritis
4)    Dapat menggairahkan minat pembaca diri peresensi itu sendiri
5)    Jika dikirim ke salah satu media masa dan berun- tung dapat dimuat, maka dengan sendirinya tulisan itu akan dibaca orang dan mereka akan mengenal diri si peresensi
6)    Peresensi memperoleh imbalan dari redaksi surat kabar ataupun pengarang yang bukunya diresensi.

Karya tulis adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh siswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan. Karya tulis dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian, hasil percobaan, wawancara atau studi kepustakaan. Karya tulis yang disajikan dalam suatu diskusi seperti seminar disebut makalah. Karya tulis yang ditulis oleh mahasiswa untuk meraih gelar kesarjanaan disebut skripsi (untuk S-1), tesis (untuk S-2) dan desertasi (untuk S-3).

Karya ilmiah yang lengkap biasanya mempunyai unsur-unsur berikut :
I.    Bagian  pelengkap pendahuluan  :
A.   Halaman Judul
B.   Lembar Pengesahan
C.   Kata Pengantar
D.   Daftar Isi
E.   Daftar Tabel
F.   Daftar Gambar
G.   Arti Lambang dan Singkatan
H.   Abstrak

II.   Bagian Isi:
A.   Bab Pendahuluan
1.       Latar Belakang
2.       Perumusan Masalah
3.       Ruang Lingkup
4.               Tujuan
5.    Metode
6.    Sistematika penulisan

B.   Bab Pembahasan
C.   Bab Kesimpulan dan Saran

III.  Bagian Penulisan:
A.   Daftar Pustaka
B.   Lampiran
Ø   Kata pengantar berfungsi sebagai surat pengantar kepada pembaca yang isinya berbagai hal mengenai karya tulis tersebut.
Ø   Daftar isi merupakan gambaran isi singkat. Judul- judul bab ditulis dengan huruf kapital, judul-judul subbab ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf awal dari kata yang penting.
Ø   Abstrak berisi garis besar dari karya tulis. Isinya lebih singkat daripada kesimpulan.
Ø   Bab pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah yang akan diuraikan.
Ø   Bab pembahasan merupaka tubuh karangan yang mempunyai bagian yang sangat esensial. Dalam bagian ini terdapat semua masalah yang dijabarkan secara sistematis. Artinya, penyusunan harus beraturan dan konsisten. Pembagian bab ke subbab harus sesuai dengan tingkatan-tingkatan yang sederajat.
Ø   Kesimpulan dan saran merupakan inti dari uraian yang telah dijelaskan dalam tubuh karangan. Kesimpulan harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Begitu pula dengan saran, kepada siapa saran ditujukan, dan kemungkinan adanya perbaikan.
Ø   Daftar pustaka merupakan daftar buku atau artikel yang menunjang hasil pengamatan penulis. Daftar pustaka biasanya memuat nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat penerbit dan penerbit. Contoh:
Keraf,  Gorys.  1986.  Komposisi.  Jakarta: Gramedia
Dalam menyusun daftar pustaka perhatikan hal- hal berikut:
1.    Daftar pustaka tidak diberi nomor urut
2.    Gelar pengarang tidak dicantumkan
3.    Nama pengarang dibalik, kemudian diurutkan berdasarkan alfabet.
a.    Jika  penulisnya  terdiri  atas  dua  atau
tiga  orang,  semua  nama  pengarang dicantumkan. Pengarang kedua dan ketiga namanya tidak dibalik.
Contoh:
Pranowo, Sunarti dan Siti Rochmiati.
1996.  Tehnik   Menulis  Makalah Seminar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
b.    Jika  penulisnya  lebih  dari  tiga  orang ditulis et.al. (dkk)
Contoh:
Morris, Alton C, et al. 1964. College English, the First Year. New York: Harcourt.
4.   Jika  buku  disusun  oleh  sebuah  lembaga, nama lembaga dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
5.   Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
6.   Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, untuk referensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu ditulis lagi, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
7.   Jarak antara baris dengan baris antara satu referensi adalah satu spasi. Akan tetapi, antara pokok dengan pokok yang lain adalah dua spasi.
8.   Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus  dimasukkan  ke  dalam  sebanyak  4
ketikan.


Sumber: Buku Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2006 Bahasa Indonesia SMA


No comments:

Post a Comment